Gondongan adalah penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi virus paramyxovirus, yang menginfeksi kelenjar parotis dan menyebabkan pembengkakan pada pipi dan rahang. Virus ini menyebar melalui percikan ludah atau air liur. Gondongan dapat menyebabkan komplikasi serius, seperti infeksi otak dan kehilangan pendengaran, sehingga penting untuk mengetahui cara pencegahan dan pengobatan untuk mengurangi risikonya.
Gondongan disebabkan oleh infeksi virus paramyxovirus yang menyerang kelenjar parotis, menyebabkan peradangan dan pembengkakan pada pipi atau rahang. Virus ini menyebar melalui percikan lendir dari batuk, bersin, atau berbicara, serta kontak langsung atau berbagi alat makan dengan penderita. Faktor risiko gondongan meliputi tidak mendapatkan vaksin MMR, berusia 2-12 tahun, memiliki daya tahan tubuh yang lemah, serta tinggal atau bepergian ke daerah dengan banyak kasus gondongan.
Gejala gondongan biasanya muncul 12-25 hari setelah terinfeksi dan mencakup pembengkakan pipi, nyeri saat mengunyah atau menelan, demam, sakit kepala, nyeri sendi, dan hilangnya nafsu makan. Pada beberapa penderita, gejala bisa ringan atau menyerupai pilek. Jika gejalanya lebih serius, seperti sakit kepala hebat, penurunan kesadaran, atau kejang, segera periksakan diri ke dokter.
Diagnosis gondongan dilakukan melalui pemeriksaan fisik dan tes penunjang, seperti swab pipi, tes darah, dan tes urine. Jika sistem imun penderita baik, gondongan dapat sembuh dengan sendirinya dalam 1-2 minggu. Untuk meredakan gejala, dianjurkan untuk cukup tidur, banyak minum air putih, mengompres area yang bengkak, mengonsumsi makanan lunak, dan menggunakan pereda demam serta nyeri.
Pencegahan utama untuk gondongan adalah dengan memberikan vaksin MMR (measles, mumps, rubella) pada anak-anak, yang diberikan dua kali, yaitu saat usia 18 bulan dan 5-7 tahun. Vaksin ini juga dapat diberikan pada orang dewasa yang berisiko tinggi terkena gondongan. Selain itu, pencegahan lainnya termasuk mencuci tangan secara rutin, tidak berbagi peralatan mandi atau makan dengan penderita, serta menerapkan etika batuk yang benar.
Inspiration
lengkap sekali kak informasinya
BalasHapus